Dinas Kesehatan DKI Jakarta melaporkan adanya penambahan kasus cacar monyet atau monkeypox di Jakarta. Per 25 Oktober 2023, jumlah kasus cacar monyet di Jakarta menjadi 15 kasus, dengan 14 kasus masih aktif dan belum sembuh.
Kasus cacar monyet di Jakarta pertama kali ditemukan pada Agustus 2022. Lalu, di tahun 2023, kasus tersebut muncul lagi. Dilansir dari Detik News, kasus pertama cacar monyet di Jakarta pada tahun ini dilaporkan pada 13 Oktober 2023, yaitu ditemukan 1 kasus yang positif cacar monyet. Lalu kasus selanjutnya ditemukan pada 19 Oktober 2023 dan tercatat bertambah 1 kasus, 21 Oktober 2023 bertambah 5 kasus, 23 Oktober 2023 bertambah 2 kasus, 24 Oktober bertambah 3 kasus, dan 25 Oktober bertambah 2 kasus positif.
Apa Itu Cacar Monyet?
Cacar monyet adalah penyakit zoonosis langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Virus cacar monyet ini termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Penyakit ini bisa menular dari hewan ke manusia dan dari manusia ke manusia. Dikutip dari Kompas.com, penularan dari manusia ke manusia dapat terjadi melalui droplet berupa dahak atau liur yang mengkontaminasi lingkungan atau tangan, kontak kulit, kontak luka, cairan tubuh, dan kontak seksual.
Dari segi gejalanya, gejala yang timbul akibat cacar monyet menyerupai cacar air, namun bersifat lebih ringan. Walaupun begitu, terdapat perbedaan yang signifikan, yakni cacar monyet dapat mengakibatkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati), yang menjadi tanda khas pada penyakit ini, sementara cacar air tidak menunjukkan tanda-tanda seperti itu.
Penting bagi masyarakat untuk memahami dan mengenali gejala cacar monyet. Berdasarkan informasi dari laman Kemenkes RI, terdapat tujuh gejala yang akan muncul apabila seseorang terinfeksi penyakit cacar monyet, di antaranya:
- Sakit Punggung
- Nyeri Otot
- Sakit Kepala
- Demam Akut >38,5°C
- Terjadi pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati) di sekitar leher atau selangkangan
- Asthenia atau kelemahan tubuh
- Lesi cacar (benjolan berisi air ataupun nanah pada seluruh tubuh) di area wajah, tangan, kaki, mulut, anus, dan alat kelamin
Gejala pada cacar monyet dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan cacar air, yakni sekitar 2-4 minggu. Di beberapa wilayah, seperti di Afrika, penyakit cacar monyet telah terbukti menyebabkan kematian pada 1 dari 10 individu yang terinfeksi. Hal ini menunjukkan bahwa cacar monyet bukanlah suatu penyakit ringan dan perlu menjadi perhatian serius dalam upaya penanggulangannya.
Cara Pencegahan Cacar Monyet
Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah penularan cacar monyet:
- Hindari kontak langsung dengan orang yang diduga atau positif cacar monyet.
- Jangan gunakan benda-benda orang yang terkena cacar monyet.
- Hindari kontak dengan hewan yang dapat menyebarkan virus monkeypox.
- Rajin-rajinlah mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
- Menggunakan alat perlindungan diri, seperti sarung tangan dan masker.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta akan terus memantau perkembangan kasus cacar monyet di Jakarta. Masyarakat yang mengalami gejala cacar monyet diimbau untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Kemenkes juga mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap penularan cacar monyet. Yuk, lebih waspada dan melindungi diri kita agar tidak terkena cacar monyet!
Untuk info-info menarik lain seputar kesehatan, ikuti media sosial periksa.id yuk!
Instagram: periksa.id
Facebook: periksa.id
LinkedIn: periksa.id
Youtube: Cerita Periksa