Digital Marketing

Produktivitas Staf Rekam Medis Menurun Ketika Menulis Manual

Rekam medis adalah dokumen yang berisi catatan dan informasi tentang perawatan pasien, mulai dari riwayat kesehatan, diagnosis, pengobatan, hingga hasil pemeriksaan. Dokumentasi rekam medis yang akurat dan lengkap sangat penting untuk memastikan kualitas perawatan pasien. Staf rekam medis bertanggung jawab untuk membuat, menyimpan, dan mengelola rekam medis pasien. Pada umumnya, rekam medis ditulis secara manual oleh staf rekam medis. Proses penulisan rekam medis manual ini membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup banyak. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya produktivitas staf rekam medis. Berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan menurunnya produktivitas staf rekam medis ketika menulis rekam medis manual: Penurunan produktivitas staf rekam medis juga bisa memiliki dampak negatif terhadap pasien. Pertama, waktu tunggu pasien menjadi lebih lama karena staf rekam medis memerlukan lebih banyak waktu untuk melaksanakan pencatatan rekam medis secara manual, yang berarti pasien akan mengalami penundaan dalam menerima perawatan yang mereka butuhkan. Selain itu, kualitas perawatan pasien juga berisiko menurun karena kesalahan dalam pencatatan rekam medis bisa mengakibatkan kesalahan dalam penyediaan perawatan kepada pasien. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan produktivitas staf rekam medis, salah satunya dengan menggunakan sistem RME. RME memungkinkan staf rekam medis untuk memasukkan data rekam medis secara digital. RME dari periksa.id adalah salah satu solusi yang dapat membantu meningkatkan produktivitas staf rekam medis. RME dari periksa.id memiliki fitur-fitur yang memudahkan staf rekam medis untuk memasukkan data rekam medis. Dengan menggunakan RME, staf rekam medis dapat menghemat waktu dan tenaga dalam membuat rekam medis, sehingga dapat meningkatkan efisiensi kerja dan kepuasan pasien. Yuk, pakai RME sekarang juga dengan bergabung ke ekosistem periksa.id! Hubungi kami di +62 851 7235 4212 untuk info lebih lanjut ikuti kami di: Instagram: periksa.id Facebook: periksa.id LinkedIn: periksa.id Youtube: Cerita Periksa

Produktivitas Staf Rekam Medis Menurun Ketika Menulis Manual Read More »

Waspada! Kasus Cacar Monyet Muncul Lagi di Jakarta

Dinas Kesehatan DKI Jakarta melaporkan adanya penambahan kasus cacar monyet atau monkeypox di Jakarta. Per 25 Oktober 2023, jumlah kasus cacar monyet di Jakarta menjadi 15 kasus, dengan 14 kasus masih aktif dan belum sembuh. Kasus cacar monyet di Jakarta pertama kali ditemukan pada Agustus 2022. Lalu, di tahun 2023, kasus tersebut muncul lagi. Dilansir dari Detik News, kasus pertama cacar monyet di Jakarta pada tahun ini dilaporkan pada 13 Oktober 2023, yaitu ditemukan 1 kasus yang positif cacar monyet. Lalu kasus selanjutnya ditemukan pada 19 Oktober 2023 dan tercatat bertambah 1 kasus, 21 Oktober 2023 bertambah 5 kasus, 23 Oktober 2023 bertambah 2 kasus, 24 Oktober bertambah 3 kasus, dan 25 Oktober bertambah 2 kasus positif. Apa Itu Cacar Monyet? Cacar monyet adalah penyakit zoonosis langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Virus cacar monyet ini termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Penyakit ini bisa menular dari hewan ke manusia dan dari manusia ke manusia. Dikutip dari Kompas.com, penularan dari manusia ke manusia dapat terjadi melalui droplet berupa dahak atau liur yang mengkontaminasi lingkungan atau tangan, kontak kulit, kontak luka, cairan tubuh, dan kontak seksual. Dari segi gejalanya, gejala yang timbul akibat cacar monyet menyerupai cacar air, namun bersifat lebih ringan. Walaupun begitu, terdapat perbedaan yang signifikan, yakni cacar monyet dapat mengakibatkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati), yang menjadi tanda khas pada penyakit ini, sementara cacar air tidak menunjukkan tanda-tanda seperti itu. Penting bagi masyarakat untuk memahami dan mengenali gejala cacar monyet. Berdasarkan informasi dari laman Kemenkes RI,  terdapat tujuh gejala yang akan muncul apabila seseorang terinfeksi penyakit cacar monyet, di antaranya: Gejala pada cacar monyet dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan cacar air, yakni sekitar 2-4 minggu. Di beberapa wilayah, seperti di Afrika, penyakit cacar monyet telah terbukti menyebabkan kematian pada 1 dari 10 individu yang terinfeksi. Hal ini menunjukkan bahwa cacar monyet bukanlah suatu penyakit ringan dan perlu menjadi perhatian serius dalam upaya penanggulangannya. Cara Pencegahan Cacar Monyet Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah penularan cacar monyet: Dinas Kesehatan DKI Jakarta akan terus memantau perkembangan kasus cacar monyet di Jakarta. Masyarakat yang mengalami gejala cacar monyet diimbau untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Kemenkes juga mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap penularan cacar monyet. Yuk, lebih waspada dan melindungi diri kita agar tidak terkena cacar monyet! Untuk info-info menarik lain seputar kesehatan, ikuti media sosial periksa.id yuk! Instagram: periksa.id Facebook: periksa.id LinkedIn: periksa.id Youtube: Cerita Periksa

Waspada! Kasus Cacar Monyet Muncul Lagi di Jakarta Read More »

periksa.id Penyedia RME yang Terintegrasi dengan SATUSEHAT

Pemerintah mewajibkan semua fasyankes di Indonesia untuk menggunakan RME yang terintegrasi dengan SATUSEHAT paling lambat sampai akhir tahun 2023. Hal ini bertujuan untuk menghubungkan antar layanan kesehatan di seluruh Indonesia sehingga dapat mengakses informasi pasien dan data kesehatan melalui satu platform yang terintegrasi.  Dalam era digital seperti sekarang, integrasi antara berbagai sistem dan aplikasi menjadi sangat penting. Inilah sebabnya mengapa integrasi dengan SATUSEHAT menjadi hal yang signifikan dalam dunia layanan kesehatan. periksa.id adalah salah satu penyedia sistem RME (Rekam Medis Elektronik) yang telah terintegrasi dengan SATUSEHAT. Hal ini dapat dibuktikan pada website SATUSEHAT (https://satusehat.kemkes.go.id/platform/system-rme-list). periksa.id sudah terbukti terdaftar sebagai penyedia RME (Rekam Medis Elektronik) yang terintegrasi SATUSEHAT. Integrasi periksa.id dengan SATUSEHAT memberikan manfaat bagi pasien, fasyankes, dan pemerintah. Bagi pasien, mereka tidak perlu lagi membawa berkas rekam medis fisik jika harus berpindah fasyankes. Semua data rekam medis mereka sudah terekam secara digital di SATUSEHAT dan bisa diakses oleh fasyankes mana pun yang terintegrasi dengan platform tersebut. Bagi fasyankes, integrasi ini memudahkan mereka untuk mengakses data rekam medis pasien dari fasyankes lain. Hal ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien, karena fasyankes dapat mengetahui riwayat kesehatan pasien secara lengkap. Bagi pemerintah, integrasi ini dapat membantu mereka untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan kesehatan. Data rekam medis pasien yang terintegrasi dapat digunakan untuk keperluan penelitian dan pengembangan kesehatan, serta untuk perencanaan dan kebijakan kesehatan. periksa.id berkomitmen untuk mendukung implementasi program digitalisasi kesehatan di Indonesia. Integrasi RME periksa.id dengan SATUSEHAT merupakan salah satu upaya periksa.id untuk mewujudkan komitmen tersebut. Mari bersama-sama meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia dengan implementasi RME yang terintegrasi dengan bergabung ke ekosistem periksa.id! Hubungi kami di +62 851 7235 4212 untuk info lebih lanjut ikuti kami di: Instagram: periksa.id Facebook: periksa.id LinkedIn: periksa.id Youtube: Cerita Periksa

periksa.id Penyedia RME yang Terintegrasi dengan SATUSEHAT Read More »

Peran E-Sign dalam Rekam Medis Elektronik

Rekam Medis Elektronik adalah sistem informasi kesehatan berbasis komputer yang menyimpan data kesehatan pasien secara elektronik. RME (Rekam Medis Elektronik) memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah meningkatkan efisiensi dan keamanan data kesehatan pasien. Salah satu fitur penting dalam RME (Rekam Medis Elektronik) adalah tanda tangan digital (E-sign). E-sign adalah tanda tangan elektronik yang memiliki kekuatan hukum yang sama dengan tanda tangan basah. E-sign digunakan untuk memberikan otentikasi dan validitas pada dokumen elektronik, termasuk RME (Rekam Medis Elektronik). Dalam konteks rekam medis elektronik, E-Sign memungkinkan profesional kesehatan untuk menandatangani dan mengesahkan catatan medis, pesanan obat, rujukan, dan berbagai dokumen lainnya secara elektronik. Ini tidak hanya efisien, tetapi juga lebih aman dan ekologis. E-sign memiliki peran penting dalam RME (Rekam Medis Elektronik), antara lain: E-sign dapat mengurangi waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk menandatangani dokumen RME (Rekam Medis Elektronik). Dengan E-sign, pasien dan tenaga medis dapat menandatangani dokumen secara elektronik dalam hitungan menit, tanpa perlu menunggu waktu yang lama untuk pertukaran fisik dokumen. E-sign menggunakan teknologi enkripsi untuk melindungi dokumen elektronik dari perubahan atau penyalahgunaan. Dengan E-sign, fasyankes dapat memastikan bahwa dokumen RME tetap aman dan akurat. E-sign memudahkan kolaborasi antara berbagai fasyankes. Dengan E-sign, pasien dapat dengan mudah berbagi dokumen RME dengan tenaga medis di fasyankes lain. Dengan memegang peran penting tersebut E-sign pun memiliki beberapa manfaat dalam RME (Rekam Medis Elektronik), antara lain: E-sign membantu mencegah kesalahan yang terjadi saat menandatangani dokumen secara manual. E-sign membantu fasyankes memenuhi persyaratan hukum dan peraturan yang berlaku. Pasien lebih puas dengan layanan fasyankes yang menggunakan e-sign karena prosesnya lebih cepat dan mudah. Fasyankes yang menggunakan RME harus menerapkan e-sign untuk meningkatkan efisiensi, keamanan, dan kolaborasi. E-sign adalah fitur penting dalam RME yang dapat membantu fasyankes memberikan layanan yang lebih baik kepada pasien. Apakah fasyankesmu sudah menerapkan e-sign? Untuk dapat mengimplementasikan e-sign, kini berbagai fasyankes di Indonesia dapat bergabung ke ekosistemperiksa.id karena periksa.id sudah memiliki e-sign yang tersertifikasi loh! Tunggu apalagi? Yuk, kolaborasi barengperiksa.id sekarang juga! Hubungi kami di +62 851 7235 4212 untuk info lebih lanjut ikuti kami di: Instagram: periksa.id Facebook: periksa.id LinkedIn: periksa.id Youtube: Cerita Periksa

Peran E-Sign dalam Rekam Medis Elektronik Read More »

Periksa Fakta Sianida di Film Dokumenter “Ice Cold”

Film dokumenter yang berjudul “Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso” yang dirilis di Netflix pada 28 September 2023 lalu sedang ramai diperbincangkan oleh banyak orang. Film ini mengangkat kembali kasus pembunuhan kopi sianida yang menewaskan Wayan Mirna Salihin pada tahun 2016. Yuk, cari tahu lebih lanjut tentang fakta-fakta sianida! Sianida adalah senyawa kimia yang dikenal sebagai racun yang sangat berbahaya bagi manusia. Senyawa ini bersifat racun dan dapat menyebabkan kematian jika terpapar dalam jumlah yang cukup besar. Dilansir dari Times Indonesia, senyawa sianida terdiri dari unsur karbon (C) dan nitrogen (N). Sianida dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, termasuk gas, cairan, dan padatan. Terlepas dari reputasinya yang mengerikan, sianida sebenarnya dapat ditemukan dalam jumlah yang sangat kecil di beberapa makanan sehari-hari yang kita konsumsi loh. Dilansir dari laman Kumparan, ini dia beberapa jenis makanan yang mengandung zat sianida secara alami: Singkong manis memiliki kadar asam sianida lebih rendah dibanding singkong pahit (>50 mg/kg). Hindari singkong pahit dan olahan singkong dengan kadar HCN rendah untuk menghindari keracunan. Jangan konsumsi singkong yang terasa pahit atau berwarna biru. Almond pahit/liar mengandung sianida lebih dari 50 mg/kg, sehingga tidak aman untuk dikonsumsi. Almond manis hanya mengandung sianida 25.2 mg/kg, sehingga aman untuk dikonsumsi asalkan tidak dikonsumsi berlebihan, yaitu tidak lebih dari 3.5 kg dalam satu hari. Biji apel mengandung zat amygdalin yang dapat melepaskan sianida jika dicerna. Namun, jumlah sianida yang dihasilkan tidak berbahaya jika tidak mengonsumsi terlalu banyak, yaitu tidak lebih dari 200 butir biji apel atau sekitar 20 buah apel dalam sehari. Meskipun sianida terdapat dalam beberapa makanan sehari-hari, risiko keracunan sangat rendah jika makanan tersebut dikonsumsi dalam jumlah yang wajar dan diproses dengan benar. Perlu diingat, sianida dapat menyebabkan kematian jika dosisnya melebihi 50-200 mg (untuk jenis hidrogen sianida).  Gejala Keracunan Sianida Gejala keracunan sianida dapat muncul dalam hitungan menit setelah terpapar. Gejalanya meliputi: Selain itu, Keracunan sianida juga bisa menyebabkan perubahan warna kulit menjadi kemerahan bahkan hingga menyebabkan kematian. Namun, jika kamu memiliki kekhawatiran tentang konsumsi sianida dalam makanan sehari-hari atau memiliki gejala keracunan yang mencurigakan, segera hubungi profesional medis. Keamanan makanan tetap menjadi prioritas, dan pengetahuan tentang sianida dalam makanan dapat membantu kita membuat pilihan makanan yang lebih bijak dan sehat! Untuk info-info menarik lain seputar kesehatan, ikuti media sosial periksa.id yuk! Instagram: periksa.id Facebook: periksa.id LinkedIn: periksa.id Youtube: Cerita Periksa

Periksa Fakta Sianida di Film Dokumenter “Ice Cold” Read More »

Awas Kena Sanksi, Faskes Harus Pakai Rekam Medis Elektronik!

Saat ini, penggunaan Rekam Medis Elektronik (RME) menjadi suatu keharusan, terutama bagi Fasilitas Kesehatan (Faskes). Penerapan RME di Faskes memiliki dampak besar tidak hanya terhadap efisiensi pelayanan kesehatan, tetapi juga untuk mematuhi regulasi yang berlaku. Hati-hati, karena ketidakpatuhan dapat berujung pada sanksi yang merugikan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) No. 24 Tahun 2022, seluruh fasilitas kesehatan (faskes) di Indonesia wajib menggunakan Rekam Medis Elektronik (RME) paling lama hingga 31 Desember 2023. Jika tidak, faskes tersebut dapat dikenai sanksi administratif berupa teguran tertulis bahkan pencabutan akreditasi. Pastinya, sanksi tersebut tentu tidak diinginkan oleh faskes. Oleh karena itu, faskes perlu segera mempersiapkan diri untuk menerapkan RME. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan RME dari periksa.id. RME memiliki banyak manfaat bagi faskes, antara lain: RME dari periksa.id sudah sesuai dengan standar PMK No. 24 Tahun 2022. RME ini juga sudah terdaftar di Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) Kominfo.  RME dari periksa.id juga terintegrasi dengan BPJS, Mobile JKN, SATUSEHAT, dan lainnya. Hal ini memudahkan faskes untuk melakukan klaim BPJS Kesehatan dan berbagi data pasien antar-faskes. Selain itu, RME dari periksa.id juga praktis digunakan sehingga dapat meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan. Faskes dapat langsung menggunakan RME tanpa perlu melakukan instalasi atau konfigurasi yang rumit. Terakhir, RME dari periksa.id juga memiliki fitur lengkap dengan harga terjangkau. Faskes dapat memilih paket RME sesuai kebutuhannya. Jika faskes Anda yang belum menerapkan RME, segera beralih ke RME dari periksa.id. Dengan RME dari periksa.id, Anda dapat terhindar dari sanksi dan mendapatkan berbagai manfaat yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Yuk, segera bergabung ke ekosistem periksa.id sekarang juga!

Awas Kena Sanksi, Faskes Harus Pakai Rekam Medis Elektronik! Read More »

Kamu Takut Gemuk? Awas Obesophobia!

Ketakutan terhadap kegemukan atau obesophobia adalah fenomena yang mungkin tidak banyak disadari oleh banyak orang. Meskipun kekhawatiran terhadap kesehatan adalah hal yang wajar, namun obsesi berlebihan terhadap berat badan bisa menjadi masalah serius yang memengaruhi kesejahteraan mental dan fisik seseorang. Apa itu Obesophobia? Obesophobia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan ketakutan yang berlebihan terhadap kegemukan atau berat badan yang berlebihan. Orang dengan obesophobia seringkali memiliki pemikiran dan perasaan negatif tentang berat badan mereka, dan mereka mungkin menghindari situasi atau aktivitas yang membuat mereka merasa tidak nyaman dengan berat badan mereka. Kondisi ini dapat memicu perilaku yang tidak sehat, seperti diet yang ekstrem, olahraga berlebihan, atau bahkan isolasi sosial karena kekhawatiran tentang penilaian orang lain. Munculnya Obesophobia Obesophobia seringkali muncul karena tekanan sosial dan norma kecantikan yang diterima di masyarakat. Media, iklan, dan pandangan masyarakat yang idealis terhadap tubuh seringkali menciptakan standar yang tidak realistis. Kondisi ini dapat menciptakan rasa tidak aman dan kecemasan terhadap berat badan. Gejala Obesophobia Gejala obesophobia dapat bervariasi dari orang ke orang. Mengutip dari laman IDN Times, ini dia gejala umum dari obesophobia yang biasanya terjadi: Bagaimana Mengatasi Obesophobia? Obesophobia adalah gangguan yang nyata dan dapat berdampak signifikan pada kehidupan seseorang. Jika Kamu takut gemuk, cobalah untuk mengubah pola hidupmu, seperti makan makanan sehat dan bergizi, serta olahraga secara rutin. Selain itu, bersikaplah positif terhadap diri sendiri dan tubuhmu, fokus pada kesehatan bukan pada berat badanmu, cari dukungan dari teman dan keluarga.  Yang terpenting jangan membandingkan diri dengan orang lain.  Maka, penting untuk mencintai diri Kamu sendiri apa adanya dan fokus pada kesehatan. Dengan begitu, Kamu dapat mengurangi ketakutan dan kecemasan tentang kegemukan. Kamu juga akan lebih mungkin untuk menjalani hidup yang bahagia dan sehat! Untuk info-info menarik lain seputar kesehatan, ikuti media sosial periksa.id yuk! Instagram: periksa.id Facebook: periksa.id LinkedIn: periksa.id Youtube: Cerita Periksa

Kamu Takut Gemuk? Awas Obesophobia! Read More »

Katanya Gen Z jadi Generasi Paling Stres? Benarkah?

Gen Z, generasi yang lahir pada rentang tahun 1997-2012 , telah menjadi subjek perbincangan intens terkait tingkat stres yang mereka hadapi. Gen Z tumbuh dalam era digital yang dinamis, di mana teknologi terus berkembang dengan cepat. Akses instan ke informasi dan interaksi online telah menciptakan lingkungan yang modern, memberikan peluang namun juga menimbulkan tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pertanyaan mendasar adalah apakah Gen Z benar-benar menghadapi tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan generasi sebelumnya? Berdasarkan beberapa survei, Gen Z memiliki tingkat stres yang lebih tinggi daripada generasi-generasi sebelumnya, seperti milenial dan generasi X. Mengutip dari laman tempo.co, sekitar 70% remaja dari berbagai latar belakang, termasuk ras, jenis kelamin, dan tingkat pendapatan keluarga, merasa cemas dan depresi, hal ini berdasarkan hasil riset dari Pew Research Center. Selain itu, sebuah riset yang dilakukan oleh  American Psychological Association, hanya 45% dari Gen Z yang bisa dibilang punya kesehatan mental yang baik atau sangat baik. Lalu, apa yang membuat Gen Z menjadi generasi yang paling stres? Berdasarkan data dari Dataindonesia.id, ada beberapa faktor yang menyebabkan Gen Z jadi lebih rentan stres, antara lain: Gen Z tumbuh di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil. Mereka menyaksikan krisis ekonomi global dan pandemi Covid-19. Hal ini membuat mereka khawatir tentang masa depan mereka, terutama dalam hal pekerjaan dan keuangan. Gen Z tumbuh di era persaingan yang ketat, dituntut untuk memiliki pendidikan yang tinggi dan keterampilan yang mumpuni agar bisa bersaing di dunia kerja. Hal ini dapat menimbulkan stres dan kecemasan, terutama jika mereka merasa tidak mampu memenuhi tuntutan tersebut. Media sosial dapat menjadi sumber stres bagi Gen Z. Mereka sering membandingkan diri dengan orang lain di media sosial, yang dapat membuat mereka merasa tidak puas dengan diri sendiri. Gen Z sering membandingkan diri dengan teman-teman mereka. Mereka merasa minder jika teman-teman mereka lebih sukses daripada mereka. Hal ini dapat menimbulkan stres dan kecemasan. Gen Z sering merasa kesepian karena mereka menghabiskan banyak waktu di media sosial dan kurang berinteraksi dengan orang-orang di dunia nyata. Kesepian ini dapat meningkatkan risiko stres dan kecemasan. Tapi siapa sangka, dibalik jadi generasi yang paling stres, ternyata Gen Z justru lebih peduli dengan kesehatan mental. Mengutip dari laman tempo.co,  Sekitar 37% dari Gen Z pernah mengunjungi psikolog atau psikiater. Angka ini lebih tinggi daripada generasi milenial dan generasi X. Hal ini menunjukkan bahwa Gen Z lebih terbuka dan sadar akan pentingnya kesehatan mental. Mereka tidak ragu untuk meminta bantuan profesional jika mengalami masalah kesehatan mental. Ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab Gen Z lebih peduli dengan kesehatan mental, seperti halnya Gen Z tumbuh di era yang lebih terbuka tentang kesehatan mental. Mereka lebih sering mendengar tentang masalah kesehatan mental dan pentingnya mencari bantuan profesional. Selain itu, media sosial juga dapat berperan dalam meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental. Karena Gen Z sering melihat konten tentang kesehatan mental di media sosial, yang dapat membuat mereka lebih memahami masalah kesehatan mental. Untuk mengatasi tekanan hidup Gen Z, diperlukan perhatian pada kesehatan mental, dukungan sosial, dan pendekatan holistik. Dengan pemahaman dan dukungan yang tepat, mereka dapat mengelola stres dan membangun dasar yang kuat untuk masa depan! Untuk info-info menarik lain seputar kesehatan, ikuti media sosial periksa.id yuk! Instagram: periksa.id Facebook: periksa.id LinkedIn: periksa.id Youtube: Cerita Periksa

Katanya Gen Z jadi Generasi Paling Stres? Benarkah? Read More »

Berapa Kebutuhan Kalori per Hari? Yuk, Cari Tahu!

Apakah kamu pernah bertanya-tanya berapa banyak kalori yang seharusnya kamu konsumsi setiap hari? Pertanyaan ini sangat penting karena dengan mengetahui berapa kebutuhan kalori, kamu dapat membantu mengelola pola makanmu dengan lebih baik dan mencapai keseimbangan yang sehat. Kalori adalah unit energi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk melakukan fungsi-fungsinya, seperti bernapas, bergerak, dan berpikir. Kebutuhan kalori per hari setiap orang berbeda-beda, tergantung pada beberapa faktor, yaitu: Selain itu, kebutuhan kalori yang tidak terpenuhi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti: Cara Menghitung Kebutuhan Kalori Harian yang Tubuh Kamu Butuhkan Nah, ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan kalori harian. Berdasarkan informasi dari laman P2PTM Kemenkes RI, ini dia rumus yang dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan kalori harian kamu: BBI=(TB-100) – (10% Dari hasil TB – 100 ) Untuk laki-laki = 30 kkal x BBI Untuk perempuan = 25 kkal x BBI Setelah kamu mengetahui berapa kebutuhan kalori harian yang dibutuhkan, kamu dapat merencanakan pola makan dengan lebih baik. Pastikan untuk mencakup berbagai jenis makanan yang seimbang dan menyediakan nutrisi yang kamu butuhkan. Ingatlah bahwa kualitas makanan juga penting, bukan hanya jumlah kalori. Maka, pilihlah makanan sehat seperti sayuran, buah-buahan, sumber protein berkualitas, dan lemak sehat. Yuk, hitung kebutuhan kalori tubuhmu agar dapat mengelola pola makan dan mencapai tujuan kesehatan dengan lebih efektif! Untuk info-info menarik lain seputar kesehatan, ikuti media sosial periksa.id yuk! Instagram: periksa.id Facebook: periksa.id LinkedIn: periksa.id Youtube: Cerita Periksa

Berapa Kebutuhan Kalori per Hari? Yuk, Cari Tahu! Read More »

Faskes Lain Sudah Pakai RME, Faskes Kamu Masih Manual?

Dalam era digital yang terus berkembang, sebagian besar Faskes telah beralih ke penggunaan RME untuk mengoptimalkan layanan kesehatan. Rekam medis elektronik (RME) merupakan sistem pencatatan riwayat kesehatan pasien secara elektronik.  RME telah menjadi kewajiban bagi seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (faskes) di Indonesia, termasuk klinik, praktik dokter mandiri dan lainnya. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomor 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis, faskes wajib menerapkan RME paling lambat pada 31 Desember 2023. Meskipun sudah menjadi kewajiban dan tenggat waktu sudah semakin dekat,  masih banyak faskes yang belum menerapkan RME. Hal ini menimbulkan pertanyaan, mengapa masih belum menerapkannya? Mungkin ada beberapa alasan mengapa masih ada faskes yang masih menggunakan rekam medis manual. Beberapa alasan tersebut antara lain: 1.    Kurangnya anggaran Implementasi RME membutuhkan biaya yang tidak sedikit, mulai dari biaya pengadaan perangkat keras dan lunak, biaya pelatihan staf, dan biaya pemeliharaan sistem. 2.    Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang RME RME merupakan sistem yang kompleks dan membutuhkan pemahaman yang baik tentang teknologi informasi. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang RME dapat menjadi salah satu alasan mengapa faskes belum menerapkannya. 3.    Kekhawatiran terhadap keamanan data Banyak faskes yang khawatir terhadap keamanan data pasien jika menggunakan RME. Mereka khawatir data pasien akan bocor atau disalahgunakan. Meskipun begitu, penerapan RME diharapkan mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi  pelayanan kesehatan di faskes. Oleh karena itu, perlu bagi faskes yang masih menggunakan rekam medis manual untuk memulai proses transisi menuju RME agar sesuai dengan peraturan baru serta dapat meningkatkan mutu layanan kesehatannya. Adopsi RME mampu memberikan berbagai keunggulan, seperti efisiensi, kemudahan, dan layanan yang lebih responsif bagi pasien. Faskes seharusnya melakukan evaluasi terhadap kesiapan mereka dalam mengimplementasikan RME. Untuk faskes yang belum pakai RME, Yuk segera beralih ke RME demi peningkatan pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Tenang, faskes tidak perlu khawatir lagi karena RME periksa.id sudah terintegrasi dengan SATUSEHAT, BPJS, Terdaftar di KOMINFO, dan lainnya. Yuk, segera bergabung di ekosistem periksa.id! Hubungi kami di +62 851 7235 4212 untuk info lebih lanjut ikuti kami di: Instagram: periksa.id Facebook: periksa.id LinkedIn: periksa.id Youtube: Cerita Periksa

Faskes Lain Sudah Pakai RME, Faskes Kamu Masih Manual? Read More »

Scroll to Top