Digital Marketing

Mengenal Hoarding Disorder, Kebiasaan Menimbun Barang

Sempat viral di Tiktok sebuah video yang yang menunjukkan kamar kos seorang wanita yang berantakan dan membuat koridor kos banjir. Video ini diunggah oleh akun Tiktok @martasiahaan98. Banyak netizen yang komen dan menduga penghuni kamar tersebut mengidap “Hoarding Disorder”. Sebenarnya apa sih hoarding disorder itu? Yuk simak penjelasan berikut ini. Hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan kebiasaan menimbun barang-barang, bahkan barang-barang yang tidak berguna atau sudah rusak. Orang dengan hoarding disorder akan merasa kesulitan untuk membuang atau berpisah dengan barang-barang tersebut. Mengutip dari laman Detik.com, ada beberapa gangguan kesehatan mental yang terkait dengan hoarding disorder, yaitu depresi berat, gangguan psikotik seperti skizofrenia, dan Obsessive Compulsive Disorder (OCD). Beberapa tanda dan gejala hoarding disorder antara lain: Sebenarnya, penyebab hoarding disorder masih belum diketahui secara pasti, tetapi diduga ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami hoarding disorder, antara lain: Pencegahan hoarding disorder dapat dilakukan dengan menyusun dan merapikan barang-barang yang dimiliki, menghilangkan barang yang tidak bermanfaat, serta membatasi jumlah barang yang ditempatkan. Orang dengan hoarding disorder perlu memperoleh pengetahuan tentang metode-metode untuk mencegah tumpukan berlebihan ini, dengan bantuan dari tenaga profesional di bidang kesehatan mental. Jika tidak ditangani, hoarding disorder dapat mengurangi kualitas hidup dan menciptakan permasalahan lain, seperti terisolasi dari lingkungan sekitar, kesulitan dalam membersihkan rumah sehingga meningkatkan risiko kesehatan, serta penurunan produktivitas dalam pekerjaan. Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal menunjukkan tanda-tanda suka menimbun barang, jangan langsung self-diagnose dan mengira hal itu merupakan hoarding disorder. Sebaiknya cari bantuan profesional kesehatan mental agar dapat lebih pasti mengetahui apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya ya! Untuk info-info menarik lain seputar kesehatan, ikuti media sosial periksa.id yuk! Instagram: periksa.id Facebook: periksa.id LinkedIn: periksa.id Youtube: Cerita Periksa

Mengenal Hoarding Disorder, Kebiasaan Menimbun Barang Read More »

Pahami Work-Life Balance Demi Jaga Kesehatan Mental

Di era modern ini, tuntutan pekerjaan yang semakin tinggi dapat membuat seseorang sulit untuk menyeimbangkan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental seseorang. Salah satu faktor yang berperan penting dalam menjaga kesehatan mental adalah mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, yang sering disebut sebagai “work-life balance“. Apa itu Work-Life Balance? Work-life balance adalah kondisi di mana seseorang dapat menyeimbangkan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadinya. Hal ini berarti seseorang dapat bekerja dengan baik dan produktif, serta memiliki waktu untuk melakukan kegiatan di luar pekerjaan, seperti menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman, melakukan hobi, atau sekadar beristirahat. Maka dari itu, aspek utama dalam tercapainya work-life balance adalah keseimbangan waktu. Pentingnya Work-Life Balance untuk Menjaga Kesehatan Mental Salah satu dampak negatif dari tidak seimbangnya antara pekerjaan dan kehidupan pribadi adalah peningkatan stres. Hal ini karena adanya jam kerja yang tinggi. Keadaan stres kronis bisa meningkatkan penyakit mental seperti:  Maka dari itu, kesehatan mental yang baik sangat penting untuk menunjang kualitas hidup seseorang.  Cara Mencapai Work-Life Balance Ada beberapa tips yang dapat dilakukan untuk menjaga work-life balance, antara lain: Atur jam kerja yang teratur dan sesuai dengan kemampuanmu. Hindari bekerja terlalu lama atau lembur berlebihan. Luangkan waktu untuk beristirahat dan memulihkan energi setelah bekerja. Tentukan hal-hal yang paling penting dalam hidupmu, baik itu pekerjaan, keluarga, teman, hobi, atau lainnya. Prioritaskan waktu dan energimu sesuai dengan nilainya. Setelah mengetahui prioritas, Kamu dapat mulai mengatur waktu dan energi dengan lebih baik. Olahraga dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan mood. Selain untuk mengurangi stres, olahraga juga dilakukan untuk menjaga tubuh tetap bugar. Luangkan waktu untuk berolahraga secara teratur, setidaknya 30 menit setiap hari.  Makanan yang bergizi dapat membantumu tetap sehat dan berenergi sehingga Kamu dapat bekerja lebih efektif. Pastikan mengonsumsi makanan yang kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian dan jangan lupa minum banyak air putih untuk menjaga hidrasi tubuh. Work-life balance adalah hal yang penting untuk dijaga. Yuk, coba untuk mempunyai kehidupan yang lebih seimbang agar dapat menikmati kehidupan dengan lebih baik dan tidak tertekan! Untuk info-info menarik lain seputar kesehatan, ikuti media sosial periksa.id yuk! Instagram: periksa.id Facebook: periksa.id LinkedIn: periksa.id Youtube: Cerita Periksa

Pahami Work-Life Balance Demi Jaga Kesehatan Mental Read More »

Dilema Implementasi RME: Biaya Mahal vs Sanksi Hukum

Rekam Medis Elektronik (RME) telah menjadi bagian integral dari sistem perawatan kesehatan modern. Rekam Medis Elektronik (RME) memiliki banyak keunggulan dibandingkan rekam medis konvensional, seperti kemudahan akses, akurasi data, dan keamanan. Pemerintah Indonesia telah menetapkan kewajiban bagi fasyankes untuk menerapkan Rekam Medis Elektronik (RME) paling lambat pada 31 Desember 2023.  Namun, penerapan Rekam Medis Elektronik (RME) masih menemui tantangan, salah satunya adalah biaya yang cukup mahal. Biaya yang cukup mahal tersebut menjadi salah satu faktor yang menghambat penerapan Rekam Medis Elektronik (RME) di Indonesia. Banyak fasyankes yang masih ragu untuk mengadopsi Rekam Medis Elektronik (RME) karena khawatir tidak mampu membiayainya. Beberapa biaya yang terkait dengan menerapkan Rekam Medis Elektronik (RME) adalah biaya investasi awal dalam perangkat keras dan perangkat lunak, pelatihan staf untuk menggunakan sistem baru, serta pemeliharaan dan peningkatan berkelanjutan. Disisi lain, ada sanksi hukum yang mengancam fasyankes yang tidak menerapkan Rekam Medis Elektronik (RME). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis, fasyankes yang tidak menerapkan RME dapat dikenakan sanksi. Atasi Tantangan Adopsi RME dengan periksa.id Adopsi Rekam Medis Elektronik (RME) oleh fasyankes adalah langkah penting menuju efisiensi perawatan pasien yang lebih baik. Namun, biaya tinggi yang terkait dengan implementasi RME dapat menjadi hambatan utama. Untuk mengatasi tantangan ini, periksa.id dapat menjadi solusi yang tepat untuk membantu fasyankes mengintegrasikan Rekam Medis Elektronik (RME) dengan lebih efisien.  Berikut adalah beberapa keunggulan periksa.id yang dapat membantu fasyankes mengatasi tantangan biaya penerapan Rekam Medis Elektronik (RME): Dengan periksa.id, fasyankes dapat menerapkan RME dengan lebih mudah, cepat, dan terjangkau. Hal ini akan membantu fasyankes untuk memenuhi kewajiban penerapan RME dan menghindari sanksi hukum yang akan dikenakan. Tunggu apalagi? Yuk, kolaborasi bareng periksa.id sekarang juga! Hubungi kami di +62 851 7235 4212 untuk info lebih lanjut ikuti kami di: Instagram: periksa.id Facebook: periksa.id LinkedIn: periksa.id Youtube: Cerita Periksa

Dilema Implementasi RME: Biaya Mahal vs Sanksi Hukum Read More »

Obat Tradisional Pegal Linu dan Asam Urat Mengandung BKO

Pada 26 September 2023, Lembaga Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menginformasikan bahwa obat tradisional yang mengklaim mampu mengatasi pegal linu dan asam urat dapat mengandung Bahan Kimia Obat (BKO). Pemberitahuan ini disampaikan melalui akun resmi Instagram BPOM, yaitu @bpom_ri. Obat tradisional seringkali menjadi pilihan masyarakat untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan, termasuk pegal linu dan asam urat. Namun, dalam upaya untuk meredakan gejala, beberapa obat tradisional mungkin mengandung Bahan Kimia Obat (BKO) yang dapat membawa risiko bagi kesehatan kita.  Merujuk kepada informasi yang disampaikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Obat tradisional yang mengandung Bahan Kimia Obat (BKO) adalah produk obat yang saat pembuatannya ditambahkan zat kimia obat dan pemberian Bahan Kimia Obat (BKO) dalam obat tradisional dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja atau efektivitas obat tersebut. Terkadang, penambahan Bahan Kimia Obat (BKO) ini dilakukan tanpa mempertimbangkan dosis atau pedoman penggunaannya. Untuk obat tradisional pegal linu dan asam urat yang mengandung Bahan Kimia Obat (BKO), ada empat jenis zat kimia yang ditambahkan, yaitu: Obat tradisional yang mengandung Bahan Kimia Obat (BKO) tersebut seringkali mampu memberikan pengurangan nyeri dan peradangan akibat pegal linu atau asam urat dengan cepat. Berikut adalah beberapa obat tradisional yang perlu diwaspadai karena mengandung Bahan Kimia Obat (BKO): Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memberikan peringatan keras kepada produsen dan sarana distribusi serta menarik dan memusnahkan obat tradisional yang dicampur dengan bahan kimia obat. Bahan Kimia Obat (BKO) yang terdapat dalam obat tradisional dapat membahayakan kesehatan, seperti meningkatkan risiko kerusakan hati dan gagal ginjal.  Oleh karena itu, perlu diwaspadai dan pemakaian obat keras harus sesuai dengan anjuran dokter. Masyarakat perlu memilih obat tradisional yang aman dan tidak mudah percaya dengan iklan-iklan yang beredar sehingga dapat terhindar dari bahaya Bahan Kimia Obat (BKO) yang sering dicampurkan dalam obat tradisional untuk memperoleh efek yang singkat. Jangan lupa untuk konsultasikan dengan profesional kesehatan sebelum mengambil keputusan dan selalu periksa label produk dengan teliti.  Ingat, kesehatan Anda adalah hal yang paling penting. Jadi selalu berhati-hati dalam memilih metode pengobatan yang tepat untuk Anda! Untuk info-info menarik lain seputar kesehatan, ikuti media sosial periksa.id yuk!

Obat Tradisional Pegal Linu dan Asam Urat Mengandung BKO Read More »

Scroll to Top