February 21, 2024

Zaman Sekarang: Anti Ribet Pakai Rekam Medis Elektronik!

Pada zaman dulu,  rekam medis dibuat secara manual dengan menggunakan kertas. Hal ini tentu saja membutuhkan banyak waktu dan tenaga untuk menyimpan dan mengelolanya. Selain itu, rekam medis manual juga rentan hilang atau rusak. Seiring dengan perkembangan teknologi, rekam medis kini mulai beralih menjadi berbasis elektronik. Dengan RME (Rekam Medis Elektronik), informasi kesehatan dapat diakses jadi lebih praktis dan cepat.  RME memiliki banyak keunggulan dibandingkan rekam medis manual, antara lain: RME (Rekam Medis Elektronik) dapat diakses secara cepat dan mudah oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Hal ini karena RME (Rekam Medis Elektronik) dapat disimpan dan diolah secara digital. Selain itu, RME (Rekam Medis Elektronik) juga lebih akurat karena tidak rentan hilang atau rusak. Integrasi RME (Rekam Medis Elektronik) dengan sistem informasi kesehatan lainnya memungkinkan data kesehatan pasien dapat diakses secara real-time oleh tenaga kesehatan yang berwenang. Hal ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, karena tenaga kesehatan dapat memberikan perawatan yang lebih akurat dan tepat waktu. RME (Rekam Medis Elektronik) dapat dilindungi dengan sistem keamanan yang ketat. Hal ini untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau pencurian data pasien. Di Indonesia, integrasi RME (Rekam Medis Elektronik) dengan sistem informasi kesehatan lainnya telah menjadi prioritas pemerintah. Hal ini dibuktikan dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis. Pemerintah mewajibkan semua fasilitas kesehatan di Indonesia untuk menerapkan RME (Rekam Medis Elektronik) dan harus terintegrasi dengan SATUSEHAT paling lambat tanggal 31 Desember 2023.  Bagaimana kalau belum menerapkannya? Jika fasilitas kesehatan belum menerapkan rekam medis elektronik hingga batas waktu tersebut, maka akan dikenakan sanksi administratif. Sanksi yang dikenakan berupa teguran tertulis dan/atau rekomendasi pencabutan atau pencabutan status akreditasi terhadap fasilitas pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, tidak ada alasan lagi untuk tidak menggunakan RME. RME merupakan solusi yang tepat untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Jadi tunggu apalagi? Yuk, buruan beralih dari Rekam Medis Manual ke Rekam Medis Elektronik bersama periksa.id! Hubungi kami di +62 851 7235 4212 untuk info lebih lanjut ikuti kami di: Instagram: periksa.id Facebook: periksa.id LinkedIn: periksa.id Youtube: Cerita Periksa

Zaman Sekarang: Anti Ribet Pakai Rekam Medis Elektronik! Read More »

Pro dan Kontra Penyebaran Nyamuk Wolbachia di Indonesia

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia, dengan jumlah kasus yang terus meningkat setiap tahunnya. Salah satu upaya untuk mengendalikan DBD adalah dengan menyebarkan nyamuk Aedes aegypti yang telah diinfeksi bakteri Wolbachia. Dikutip dari laman CNN Indonesia, wolbachia adalah bakteri alami yang sering ditemukan pada serangga, terdapat pada lebih dari 60% serangga, termasuk capung, kupu-kupu, dan ngengat. Bakteri wolbachia ini dapat menyebabkan nyamuk Aedes aegypti menjadi tidak mampu menularkan virus dengue. Di Indonesia, uji coba penyebaran nyamuk Wolbachia telah dilakukan di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul pada tahun 2022. Selanjutnya, di tahun 2023, penyebaran nyamuk Wolbachia akan dilakukan di lima kota, yaitu Bontang, Kupang, Jakarta Barat, Bandung, dan Semarang. Meskipun demikian, penyebaran nyamuk Wolbachia juga menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Berikut adalah beberapa argumen yang mendukung dan menentang penyebaran nyamuk Wolbachia: Pro Penyebaran Nyamuk Wolbachia Berdasarkan informasi dari Kemenkes RI, berikut adalah fakta-faktanya: Kontra Penyebaran Nyamuk Wolbachia Pemerintah Indonesia telah melakukan uji coba penyebaran nyamuk Wolbachia di beberapa wilayah. Uji coba ini masih berlangsung dan hasilnya akan menjadi pertimbangan pemerintah untuk memutuskan apakah akan menerapkan metode ini secara luas atau tidak. Penyebaran nyamuk Wolbachia merupakan metode yang menjanjikan untuk mengendalikan penyebaran DBD. Namun, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan bahwa metode ini aman dan efektif dalam jangka panjang. Selain itu, perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang metode ini agar masyarakat dapat memahami manfaat dan risikonya. Untuk info-info menarik lain seputar kesehatan, ikuti media sosial periksa.id yuk! Instagram: periksa.id Facebook: periksa.id LinkedIn: periksa.id Youtube: Cerita Periksa

Pro dan Kontra Penyebaran Nyamuk Wolbachia di Indonesia Read More »

Tambah Keseruan Bekerjamu dengan Periksa Koinku

Sebagai tenaga kesehatan, kamu tentu sudah terbiasa bekerja keras dan berdedikasi tinggi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pasien. Tak hanya itu, kamu juga harus mengikuti berbagai tantangan dan perkembangan terbaru di bidang kesehatan. Melihat semangatmu yang tidak pernah pudar dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pasien, periksa.id memahami bahwa penghargaan dan apresiasi adalah hal yang penting. Untuk mengapresiasi kerja kerasmu, periksa.id menghadirkan program loyalitas bernama Periksa Koinku. Program ini dirancang untuk memberikan apresiasi kepada tenaga kesehatan atas kerja keras dan dedikasi mereka dalam melayani pasien. Program ini dirancang khusus untuk tenaga kesehatan yang menggunakan aplikasi sistem manajemen informasi periksa.id melalui website.  Selain menambah keseruan bekerja, Periksa Koinku juga bisa membantumu memenuhi kebutuhanmu. Dengan koin-koin yang berhasil kamu kumpulkan, kamu bisa mendapatkan pulsa ataupun paket kuota! Jadi, tunggu apalagi? Yuk, mulai kumpulkan koin periksa sekarang juga! Berikut adalah cara mengumpulkannya: Semakin rajin, semakin untung dengan periksa koinku!  Dengan Periksa Koinku, tidak hanya keseruan bekerja yang meningkat, tetapi juga apresiasi yang layak kamu terima. Koin-koin yang berhasil kamu kumpulkan bukan hanya bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan pribadimu, tetapi juga dapat menjadi indikator rajinmu di mata atasan. Semoga program Periksa Koinku ini tidak hanya menjadi tambahan nilai dalam pekerjaanmu, tetapi juga menjadi sumber motivasi untuk terus memberikan yang terbaik dalam dunia kesehatan.  Jadi, teruskan semangat dan raih keseruan bekerja dengan Periksa Koinku! Hubungi kami di +62 851 7235 4212 untuk info lebih lanjut ikuti kami di: Instagram: periksa.id Facebook: periksa.id LinkedIn: periksa.id Youtube: Cerita Periksa

Tambah Keseruan Bekerjamu dengan Periksa Koinku Read More »

WHO Tetapkan Kesepian Jadi Ancaman Kesehatan Global

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan penegasannya terhadap dampak serius kesepian terhadap kesehatan global. Kesepian, yang sering dianggap sebagai masalah psikologis atau sosial semata, kini diakui sebagai ancaman kesehatan yang perlu diperhatikan secara serius. Kesepian bukanlah hanya sekedar perasaan kesendirian; itu adalah kondisi yang dapat memengaruhi kesejahteraan fisik dan mental seseorang. Kesepian itu bisa dialami oleh siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau latar belakang sosial ekonomi. Tapi, kesepian lebih sering dialami oleh orang-orang yang tinggal sendiri, memiliki hubungan sosial yang terbatas, atau mengalami kondisi kesehatan kronis. Kesepian dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk migrasi, urbanisasi, penuaan, dan perubahan gaya hidup. Pandemi COVID-19 juga telah memperburuk masalah kesepian, karena pembatasan sosial telah membuat orang menjadi lebih terisolasi. WHO menyatakan bahwa kesepian memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan fisik dan mental. Orang yang kesepian memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, stroke, depresi, dan gangguan kecemasan. Mereka juga memiliki risiko lebih tinggi meninggal lebih awal. Dikutip dari laman CNN Indonesia, Menurut ahli bedah umum AS, dampak kesepian pada kesehatan mental sama berbahayanya dengan merokok 15 batang rokok sehari. Untuk mengatasi masalah kesepian, WHO telah meluncurkan Komisi Hubungan Sosial. Komisi ini akan bekerja selama 3 tahun ke depan untuk mengatasi ancaman kesehatan dari epidemi kesepian global. Berikut adalah beberapa cara untuk mengurangi kesepian: Salah satu cara terbaik untuk mengatasi kesepian adalah dengan meningkatkan interaksi sosial. Kamu bisa bergabung dengan kelompok atau komunitas, atau mengikuti kegiatan sosial seperti volunteering atau menjadi sukarelawan. Melakukan kegiatan sosial juga bisa membantu mengurangi kesepian. Kegiatan sosial bisa memberikan Kamu kesempatan untuk bertemu dengan orang baru dan menjalin hubungan.  Teman dan keluarga bisa menjadi sumber dukungan yang penting untuk mengatasi kesepian. Kamu bisa meluangkan waktu untuk bertemu dengan mereka, atau sekadar mengobrol melalui telepon atau media sosial. Jika kesepian yang Kamu alami sangat parah, Kamu bisa mencari bantuan profesional dari terapis atau psikolog. Terapis bisa membantu Kamu untuk memahami penyebab kesepian dan cara mengatasinya. Kesepian adalah masalah yang serius yang dapat berdampak negatif terhadap kesehatan. Penting untuk menyadari masalah ini dan mengambil langkah untuk mengatasinya. Jika Kamu merasa kesepian, jangan ragu untuk meminta bantuan karena ada banyak orang yang peduli dan ingin membantu Kamu merasa lebih baik! Untuk info-info menarik lain seputar kesehatan, ikuti media sosial periksa.id yuk! Instagram: periksa.id Facebook: periksa.id LinkedIn: periksa.id Youtube: Cerita Periksa

WHO Tetapkan Kesepian Jadi Ancaman Kesehatan Global Read More »

Stop Buang-buang Waktu Hanya Untuk Mencari Data Pasien!

Setiap harinya, banyak tenaga medis di berbagai fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit, klinik, atau puskesmas, yang menghabiskan banyak waktu untuk mencari data pasien. Masalah ini tidak hanya menghambat efisiensi kerja, tetapi juga dapat berdampak negatif pada kualitas pelayanan dan keselamatan pasien. Penting bagi para tenaga medis untuk menyadari betapa berharganya waktu dalam mengelola informasi pasien. Oleh karena itu, hal ini harus diatasi agar agar sistem pelayanan kesehatan dapat berjalan lebih lancar dan efisien. Salah satu alasan utama mengapa mencari data pasien menjadi tugas yang rumit adalah kurangnya manajemen data yang terorganisir dengan baik. Selain itu, kurangnya standar dan sistematis dalam pengumpulan dan penyimpanan data juga dapat mempersulit upaya mencari informasi data pasien. Terkadang, data pasien juga terpisah di berbagai tempat atau file fisik yang berbeda.  Kondisi ini tentu sangat merugikan. Tenaga medis tidak dapat fokus memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien karena harus disibukkan dengan urusan administrasi. Hal ini juga dapat meningkatkan risiko kesalahan medis. Bayangkan, ketika tenaga medis menghabiskan waktu berlebihan untuk mencari data pasien, itu berarti sedikit waktu yang dapat dihabiskan untuk berfokus pada perawatan dan pengobatan pasien. Padahal dalam dunia medis, waktu merupakan hal yang sangat berharga. Setiap waktu yang terbuang dapat berdampak pada kesehatan dan keselamatan pasien. Namun, seringkali waktu para tenaga medis terbuang sia-sia hanya untuk mencari data pasien. Ingat, setiap detik itu sangat berarti!  Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan pendekatan yang terstruktur dan solusi yang efektif. Salah satu solusi inovatif bagi setiap fasilitas kesehatan adalah menggunakan RME (Rekam Medis Elektronik). RME (Rekam Medis Elektronik) memungkinkan tenaga medis dapat dengan cepat mengakses informasi pasien dari sistem terpusat. Informasi pasien dapat diakses berdasarkan nama, nomor identitas, nomor rekam medis, dan lainnya. Sehingga memastikan data yang dicari dapat ditemukan dengan akurat. Lalu, data medis juga dapat diakses dalam hitungan detik. Tidak lagi ada kebutuhan untuk mencari berkas fisik atau berkoordinasi dengan bagian arsip yang memakan waktu. Oleh karena itu, dalam rangka mencapai standar pelayanan kesehatan yang lebih baik, tidak boleh ada lagi pemborosan waktu untuk mencari data pasien. Penerapan RME (Rekam Medis Elektronik) yang terintegrasi menjadi sangat penting dalam meningkatkan efisiensi, keselamatan pasien, dan kepuasan pasien. Dengan cara ini, setiap langkah pelayanan kesehatan dapat diarahkan sepenuhnya pada perawatan pasien. Ayo, seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia segera beralih ke penggunaan RME (Rekam Medis Elektronik) dengan bergabung dalam ekosistem periksa.id! Jangan khawatir, periksa.id sudah terdaftar di KOMINFO serta terintegrasi dengan SATUSEHAT dan BPJS untuk memberikan layanan yang lebih baik! Hubungi kami di +62 851 7235 4212 untuk info lebih lanjut ikuti kami di: Instagram: periksa.id Facebook: periksa.id LinkedIn: periksa.id Youtube: Cerita Periksa

Stop Buang-buang Waktu Hanya Untuk Mencari Data Pasien! Read More »

Yakin Pelayanan Kesehatan di Faskesmu Sudah Optimal?

Pada era digital seperti saat ini, pelayanan kesehatan yang optimal menjadi hal yang sangat penting bagi masyarakat. Sayangnya, masih banyak Faskes di Indonesia yang masih menggunakan sistem manual dalam mengelola hal-hal tersebut. Hal ini dapat menghambat pelayanan kesehatan yang optimal, karena dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti: Dalam menghadapi tantangan kesehatan yang terus berubah, hal ini dapat diwujudkan dengan adanya sistem yang terintegrasi dan efisien dalam pengelolaan data pasien, rekam medis, administrasi, dan lainnya. Solusi Menuju Pelayanan Kesehatan yang Lebih Optimal Untuk memastikan kualitas perawatan yang optimal, transformasi digital menjadi langkah yang sangat penting. Mengatasi masalah sistem manual dengan memanfaatkan teknologi modern akan membantu meningkatkan akurasi rekam medis, efisiensi administrasi, kemudahan dalam mengakses data, dan kualitas pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pemerintah pun telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomor 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis. PMK ini mewajibkan Faskes untuk menerapkan rekam medis secara elektronik. Selain itu, juga harus terintegrasi dengan SATUSEHAT yang dapat memudahkan proses pertukaran data sehingga seluruh data dari setiap Faskes akan terintegrasi menjadi satu dalam data kesehatan nasional. Dengan demikian, sudah saatnya Faskes di Indonesia untuk segera bertransformasi ke digitalisasi dalam pengelolaan layanan kesehatan. Tidak hanya akan memberikan manfaat signifikan bagi Faskes itu sendiri, tetapi juga akan membawa dampak positif yang luar biasa bagi pasien, membantu mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal, efisien, dan aman. Ini adalah langkah yang tidak hanya mendukung Faskes dalam memberikan perawatan yang lebih baik, tetapi juga merupakan perwujudan dari perubahan positif dalam sistem perawatan kesehatan secara keseluruhan. Jadi, jangan ragu untuk beralih ke digital bersama periksa.id yang siap membantu Faskesmu untuk GO DIGITAL. Sehingga Faskesmu dapat memberikan pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas kepada masyarakat. Yuk, optimalkan pelayanan kesehatan di Faskesmu dengan DIGITALISASI! Hubungi kami di +62 851 7235 4212 untuk info lebih lanjut ikuti kami di: Instagram: periksa.id Facebook: periksa.id LinkedIn: periksa.id Youtube: Cerita Periksa

Yakin Pelayanan Kesehatan di Faskesmu Sudah Optimal? Read More »

Produktivitas Staf Rekam Medis Menurun Ketika Menulis Manual

Rekam medis adalah dokumen yang berisi catatan dan informasi tentang perawatan pasien, mulai dari riwayat kesehatan, diagnosis, pengobatan, hingga hasil pemeriksaan. Dokumentasi rekam medis yang akurat dan lengkap sangat penting untuk memastikan kualitas perawatan pasien. Staf rekam medis bertanggung jawab untuk membuat, menyimpan, dan mengelola rekam medis pasien. Pada umumnya, rekam medis ditulis secara manual oleh staf rekam medis. Proses penulisan rekam medis manual ini membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup banyak. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya produktivitas staf rekam medis. Berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan menurunnya produktivitas staf rekam medis ketika menulis rekam medis manual: Penurunan produktivitas staf rekam medis juga bisa memiliki dampak negatif terhadap pasien. Pertama, waktu tunggu pasien menjadi lebih lama karena staf rekam medis memerlukan lebih banyak waktu untuk melaksanakan pencatatan rekam medis secara manual, yang berarti pasien akan mengalami penundaan dalam menerima perawatan yang mereka butuhkan. Selain itu, kualitas perawatan pasien juga berisiko menurun karena kesalahan dalam pencatatan rekam medis bisa mengakibatkan kesalahan dalam penyediaan perawatan kepada pasien. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan produktivitas staf rekam medis, salah satunya dengan menggunakan sistem RME. RME memungkinkan staf rekam medis untuk memasukkan data rekam medis secara digital. RME dari periksa.id adalah salah satu solusi yang dapat membantu meningkatkan produktivitas staf rekam medis. RME dari periksa.id memiliki fitur-fitur yang memudahkan staf rekam medis untuk memasukkan data rekam medis. Dengan menggunakan RME, staf rekam medis dapat menghemat waktu dan tenaga dalam membuat rekam medis, sehingga dapat meningkatkan efisiensi kerja dan kepuasan pasien. Yuk, pakai RME sekarang juga dengan bergabung ke ekosistem periksa.id! Hubungi kami di +62 851 7235 4212 untuk info lebih lanjut ikuti kami di: Instagram: periksa.id Facebook: periksa.id LinkedIn: periksa.id Youtube: Cerita Periksa

Produktivitas Staf Rekam Medis Menurun Ketika Menulis Manual Read More »

Waspada! Kasus Cacar Monyet Muncul Lagi di Jakarta

Dinas Kesehatan DKI Jakarta melaporkan adanya penambahan kasus cacar monyet atau monkeypox di Jakarta. Per 25 Oktober 2023, jumlah kasus cacar monyet di Jakarta menjadi 15 kasus, dengan 14 kasus masih aktif dan belum sembuh. Kasus cacar monyet di Jakarta pertama kali ditemukan pada Agustus 2022. Lalu, di tahun 2023, kasus tersebut muncul lagi. Dilansir dari Detik News, kasus pertama cacar monyet di Jakarta pada tahun ini dilaporkan pada 13 Oktober 2023, yaitu ditemukan 1 kasus yang positif cacar monyet. Lalu kasus selanjutnya ditemukan pada 19 Oktober 2023 dan tercatat bertambah 1 kasus, 21 Oktober 2023 bertambah 5 kasus, 23 Oktober 2023 bertambah 2 kasus, 24 Oktober bertambah 3 kasus, dan 25 Oktober bertambah 2 kasus positif. Apa Itu Cacar Monyet? Cacar monyet adalah penyakit zoonosis langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Virus cacar monyet ini termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Penyakit ini bisa menular dari hewan ke manusia dan dari manusia ke manusia. Dikutip dari Kompas.com, penularan dari manusia ke manusia dapat terjadi melalui droplet berupa dahak atau liur yang mengkontaminasi lingkungan atau tangan, kontak kulit, kontak luka, cairan tubuh, dan kontak seksual. Dari segi gejalanya, gejala yang timbul akibat cacar monyet menyerupai cacar air, namun bersifat lebih ringan. Walaupun begitu, terdapat perbedaan yang signifikan, yakni cacar monyet dapat mengakibatkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati), yang menjadi tanda khas pada penyakit ini, sementara cacar air tidak menunjukkan tanda-tanda seperti itu. Penting bagi masyarakat untuk memahami dan mengenali gejala cacar monyet. Berdasarkan informasi dari laman Kemenkes RI,  terdapat tujuh gejala yang akan muncul apabila seseorang terinfeksi penyakit cacar monyet, di antaranya: Gejala pada cacar monyet dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan cacar air, yakni sekitar 2-4 minggu. Di beberapa wilayah, seperti di Afrika, penyakit cacar monyet telah terbukti menyebabkan kematian pada 1 dari 10 individu yang terinfeksi. Hal ini menunjukkan bahwa cacar monyet bukanlah suatu penyakit ringan dan perlu menjadi perhatian serius dalam upaya penanggulangannya. Cara Pencegahan Cacar Monyet Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah penularan cacar monyet: Dinas Kesehatan DKI Jakarta akan terus memantau perkembangan kasus cacar monyet di Jakarta. Masyarakat yang mengalami gejala cacar monyet diimbau untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Kemenkes juga mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap penularan cacar monyet. Yuk, lebih waspada dan melindungi diri kita agar tidak terkena cacar monyet! Untuk info-info menarik lain seputar kesehatan, ikuti media sosial periksa.id yuk! Instagram: periksa.id Facebook: periksa.id LinkedIn: periksa.id Youtube: Cerita Periksa

Waspada! Kasus Cacar Monyet Muncul Lagi di Jakarta Read More »

periksa.id Penyedia RME yang Terintegrasi dengan SATUSEHAT

Pemerintah mewajibkan semua fasyankes di Indonesia untuk menggunakan RME yang terintegrasi dengan SATUSEHAT paling lambat sampai akhir tahun 2023. Hal ini bertujuan untuk menghubungkan antar layanan kesehatan di seluruh Indonesia sehingga dapat mengakses informasi pasien dan data kesehatan melalui satu platform yang terintegrasi.  Dalam era digital seperti sekarang, integrasi antara berbagai sistem dan aplikasi menjadi sangat penting. Inilah sebabnya mengapa integrasi dengan SATUSEHAT menjadi hal yang signifikan dalam dunia layanan kesehatan. periksa.id adalah salah satu penyedia sistem RME (Rekam Medis Elektronik) yang telah terintegrasi dengan SATUSEHAT. Hal ini dapat dibuktikan pada website SATUSEHAT (https://satusehat.kemkes.go.id/platform/system-rme-list). periksa.id sudah terbukti terdaftar sebagai penyedia RME (Rekam Medis Elektronik) yang terintegrasi SATUSEHAT. Integrasi periksa.id dengan SATUSEHAT memberikan manfaat bagi pasien, fasyankes, dan pemerintah. Bagi pasien, mereka tidak perlu lagi membawa berkas rekam medis fisik jika harus berpindah fasyankes. Semua data rekam medis mereka sudah terekam secara digital di SATUSEHAT dan bisa diakses oleh fasyankes mana pun yang terintegrasi dengan platform tersebut. Bagi fasyankes, integrasi ini memudahkan mereka untuk mengakses data rekam medis pasien dari fasyankes lain. Hal ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien, karena fasyankes dapat mengetahui riwayat kesehatan pasien secara lengkap. Bagi pemerintah, integrasi ini dapat membantu mereka untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan kesehatan. Data rekam medis pasien yang terintegrasi dapat digunakan untuk keperluan penelitian dan pengembangan kesehatan, serta untuk perencanaan dan kebijakan kesehatan. periksa.id berkomitmen untuk mendukung implementasi program digitalisasi kesehatan di Indonesia. Integrasi RME periksa.id dengan SATUSEHAT merupakan salah satu upaya periksa.id untuk mewujudkan komitmen tersebut. Mari bersama-sama meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia dengan implementasi RME yang terintegrasi dengan bergabung ke ekosistem periksa.id! Hubungi kami di +62 851 7235 4212 untuk info lebih lanjut ikuti kami di: Instagram: periksa.id Facebook: periksa.id LinkedIn: periksa.id Youtube: Cerita Periksa

periksa.id Penyedia RME yang Terintegrasi dengan SATUSEHAT Read More »

Peran E-Sign dalam Rekam Medis Elektronik

Rekam Medis Elektronik adalah sistem informasi kesehatan berbasis komputer yang menyimpan data kesehatan pasien secara elektronik. RME (Rekam Medis Elektronik) memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah meningkatkan efisiensi dan keamanan data kesehatan pasien. Salah satu fitur penting dalam RME (Rekam Medis Elektronik) adalah tanda tangan digital (E-sign). E-sign adalah tanda tangan elektronik yang memiliki kekuatan hukum yang sama dengan tanda tangan basah. E-sign digunakan untuk memberikan otentikasi dan validitas pada dokumen elektronik, termasuk RME (Rekam Medis Elektronik). Dalam konteks rekam medis elektronik, E-Sign memungkinkan profesional kesehatan untuk menandatangani dan mengesahkan catatan medis, pesanan obat, rujukan, dan berbagai dokumen lainnya secara elektronik. Ini tidak hanya efisien, tetapi juga lebih aman dan ekologis. E-sign memiliki peran penting dalam RME (Rekam Medis Elektronik), antara lain: E-sign dapat mengurangi waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk menandatangani dokumen RME (Rekam Medis Elektronik). Dengan E-sign, pasien dan tenaga medis dapat menandatangani dokumen secara elektronik dalam hitungan menit, tanpa perlu menunggu waktu yang lama untuk pertukaran fisik dokumen. E-sign menggunakan teknologi enkripsi untuk melindungi dokumen elektronik dari perubahan atau penyalahgunaan. Dengan E-sign, fasyankes dapat memastikan bahwa dokumen RME tetap aman dan akurat. E-sign memudahkan kolaborasi antara berbagai fasyankes. Dengan E-sign, pasien dapat dengan mudah berbagi dokumen RME dengan tenaga medis di fasyankes lain. Dengan memegang peran penting tersebut E-sign pun memiliki beberapa manfaat dalam RME (Rekam Medis Elektronik), antara lain: E-sign membantu mencegah kesalahan yang terjadi saat menandatangani dokumen secara manual. E-sign membantu fasyankes memenuhi persyaratan hukum dan peraturan yang berlaku. Pasien lebih puas dengan layanan fasyankes yang menggunakan e-sign karena prosesnya lebih cepat dan mudah. Fasyankes yang menggunakan RME harus menerapkan e-sign untuk meningkatkan efisiensi, keamanan, dan kolaborasi. E-sign adalah fitur penting dalam RME yang dapat membantu fasyankes memberikan layanan yang lebih baik kepada pasien. Apakah fasyankesmu sudah menerapkan e-sign? Untuk dapat mengimplementasikan e-sign, kini berbagai fasyankes di Indonesia dapat bergabung ke ekosistemperiksa.id karena periksa.id sudah memiliki e-sign yang tersertifikasi loh! Tunggu apalagi? Yuk, kolaborasi barengperiksa.id sekarang juga! Hubungi kami di +62 851 7235 4212 untuk info lebih lanjut ikuti kami di: Instagram: periksa.id Facebook: periksa.id LinkedIn: periksa.id Youtube: Cerita Periksa

Peran E-Sign dalam Rekam Medis Elektronik Read More »

Scroll to Top